Ungkapan Duka Cita lewat Megebagan

Ungkapan Duka Cita lewat Megebagan

 

Abiansemal 23/07/2018, Upacara, adat, tradisi dan budaya tak akan pernah lepas dari agama Hindu yang merupakan keyakinan krama Bali khususnya desa Adat Abiansemal. Megebagan merupakan satu tradisi yang tak lekang oleh jaman, kegiatan ini dilakukan jelang upacara pitra yadnya atau ngaben sebagai ungkapan duka cita krama banjar atas meninggalnya salah satu warga di suatu banjar.

Pertengahan bulan ini, sudah dua kali upacara ngaben dilaksanakan di wilayah banjar Aseman, desa Abiansemal, hal ini merupakan duka bagi krama banjar, tetapi lewat kegiatan megebagan sedikit tidaknya dapat mengurangi rasa duka bagi keluarga yang ditinggalkan. Megebangan ini biasanya dilakukan selama tiga hingga lima hari, dan dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 02.00 dini hari menjelang upacara pengabenan. Krama hadir kerumah duka tidak hanya datang, duduk lalu meceki ( salah satu permainan judi walaupun dilarang tapi saat tertentu dilakukan untuk cegah kantuk), atau megadang cegah kiap ungkapan bagi sebagian warga, namun ada beberapa kegiatan yang dikerjakan yaitu persiapan membuat sarana upakara ngaben oleh krama banjar. Putu Widiawan selaku kelian banjar Aseman menuturkan, “Megebagan merupakan tradisi yang diwariskan oleh penglingsir kita dari dulu hingga kini sebagai ungkapan duka cita krama banjar, sekaligus sarana guna menjaga sikap gotong royong saling membantu antar warga dikala ada warga yang terkena musibah”. “Megebangan ini lazimnya dijaman dulu dilakukan hingga pagi hari, namun seiring berjalannya waktu, karena kemajuan jaman sekaligus tuntutan ekonomi di masyarakat, selaku kelian banjar Putu Widiawan turut merasakan dan menyadari sehingga tidak membuat aturan baku untuk kegiatan ini, sifatnya fleksibel asalkan warga sama-sama menyadari”. pungkasnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Made Nada Sariada selaku kelian dinas banjar Aseman, “tidak hanya kerabat,saudara dan krama banjar dan sekehe shanti saja yang turut hadir, bahkan anggota sekehe terunapun turut serta dalam kegiatan megebangan ini. Hal ini merupakan wujud dan peran serta generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi megebangan ini”

Disaat perkembangan jaman yang begitu pesatnya dengan tingkat kesibukan warga yang begitu tinggi akankah tradisi megebagan ini bisa tetap dipertahankan ?karena, ada beberapa tempat yang kita temui, tradisi ini sudah mulai berkurang, IB Bisma Wiratma SH selaku perbekel Abiansemal ketika diminta pendapatnya mengungkapkan, “sangat mengapreasiasi langkah krama desa Abiansemal khususnya di banjar Aseman masih menjaga serta mempertahankan tradisi megebagan ini, karena lewat megebagan ini kita bisa berkumpul bareng sekaligus sebagai ajang silahturami antar kerabat,saudara,sekehe teruna dan krama banjar tidak hanya sebagai ungkapkan duka cita, namun akan ada komunikasi hingga akan memunculkan ide-ide baru atau gagasan positif untuk menjaga tradisi guna membangun desa Abiansemal kedepan yang lebih baik” pungkasnya.

sumber : KIM Abiansemal
(008/KIMABS)

Upacara Ngaben I Kt Sentana

Om Suastiastu,

Aseman,Abiansemal 20 Juli 2018, lima hari setelah pelebon Ratu Niang ( Ida Ayu Md Resik ) banjar Aseman kembali menggelar upacara ngaben I Kt Sentana alias tut nyoleng, dibawah ini dokumentasi video pendek  semoga bisa bermanfaat buat dokumentasi kita bersama warga Br.Aseman Abiansemal, suksma.

@aseman.abs.2018

Upacara Pelebon Ida Ayu Made Resik

Om Suastiastu,

Aseman,Abiansemal 15 Juli 2018 dilaksanakan upacara pelebon Ida Ida Ayu Made Resik, yang merupakan Ibunda dari IB Gd Manuaba dari gria Manuaba Br.Aseman,Abiansemal, mari kita simak sedikit dokumentasi video berikut dibawah ini, semoga bermanfaat, suksma.

@aseman.abs.2018